Dalam perjalanan menuju Cilacap, ban sebelah kiri mobil yang kami kendarai tiba-tiba kempis entah terkena apa. Setelah diperiksa, sebatang paku berukuran sedang nampak tertancap dengan sukses di tapak ban.
Ketika mencoba mencabutnya, terdengar suara desis angin yang masih tersisa di dalam ban. Berarti ini bukan pilihan bijak. Karena kalau dicabut lubang semakin besar.
Masalahnya lagi, saya lupa memeriksa ban cadangan yang kondisinya sudah tidak bertekanan lagi. Untungnya kami selalu membawa kompresor mini yang sudah setia menemani perjalanan selama lebih dari satu setengah tahun lalu di bagasi.
“Hmm…Akhirnya tidak sia-sia membeli perangkat ini seharga sekitar Rp600 ribuan,” bathin ku.
Sengaja waktu itu membeli yang sedikit mahal karena melihat bentuk fisiknya yang nampak ‘profesional’ dengan harapan lebih awet. Meskipun tersedia pilihan dari yang harganya mulai Rp 150 ribuan dan seterusnya.
Setelah stekernya ditancapkan ke lubang lighter alias pemantik rokok, ban bermasalah tadi kami pompa. Cukup lama memang dengan pompa mini portabel seukuran ini. Namun itu cukup melegakan karena ban mulai menunjukkan tanda-tanda terisi angin.
Kami juga bisa memantau tekanannya lewat indikator jarum yang terdapat pada bodi pompa meskipun cukup sulit dilihat karena kebetulan peristiwa itu terjadi saat larut malam.
Setelah menunjukkan angka 35 psi, kami kembali berkemas untuk melanjutkan perjalanan sambil berharap menemukan bengkel tambal ban.
Setiap berjalan 10 km, kami berhenti untuk memeriksa tekanannya yang hanya turun sedikit. Untung paku tidak langsung dicabut. Kalau tidak, angin dengan bebas keluar dari lubang. Satu lagi keuntungan menggunakan ban tubeless.
Rupanya sepanjang perjalanan, kami tidak menemui satu pun tukang tambal ban. Mungkin mereka sudah terlena dinginnya malam karena kebetulan baru saja turun hujan hingga akhirnya kami tiba di tempat tujuan.
Esok harinya, kami kembali memeriksa kondisi ban yang tekanannya sudah mulai berkurang. Kompresor mini kembali beraksi dan setelah tanya sana-sini, kami jalankan kembali kendaraan menuju bengkel tambal ban yang tadi ditunjukkan oleh kerabat kami.
Rupanya bengkel yang dimaksud merupakan bengkel tambal ban kecil dengan peralatan seadanya. Memang hanya itu yang kami butuhkan. Beda kalau kami tidak menggunakan ban tubeless yang umumnya harus di-balance ulang setiap habis penambalan.
Pasalnya penambalan ban tubeless tidak perlu melepas ban dari veleknya sehingga posisi ban terhadap velek tidak berubah. Bahkan kita tidak perlu melepas ban dari mobil untuk menambalnya, kecuali memang diperlukan. Risiko mobil bergetar nyaris tidak ada.
Nah, karena musim mudik sudah dekat, apa salahnya menyisihkan dana untuk melengkapi perkakas kendaraan Anda dengan kompresor mini bertenaga listrik DC 12 volt ini, sehingga Anda dan keluarga tidak terganggu ritual mengganti ban ketika terjadi kebocoran. Praktis kan?
Untung Ada Kompresor Mini di Mobil